Sebuah hajatan digelar, Sabtu (5/1/2013) siang. Sang
empunya hajat bukan orang sembarangan, seorang Menteri Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan.
Hajatan digelar tepat pukul 1 siang lewat 11 menit di sebuah halaman
kantor media lokal di Solo. Hajatan tersebut bertajuk ruwatan yang
dimaksudkan untuk menolak bala dan bencana bagi sebuah karya cipta
sensasional, mobil bertenaga listrik 'Ferrari' Tucuxi.
Tak main-main, ruwatan mengundang seorang dalang ruwat kenamaan, Ki
Manteb Sudarsono. Air kembang yang digunakan untuk ruwatan pun tak
sembarangan. Air berasal dari empat sumber air alam di empat penjuru
mata angin di Kota Solo.
Ada niat baik yang tersurat dari ruwatan
tersebut. Dahlan menyebut agar tak ada fitnah atas terciptanya mobil
super canggih itu,
Belakangan, memang ada kontroversi terkait Tucuxi. Pihak Dahlan Iskan
dituding sang kreator mobil, Danet Suryatama, mencuri teknologi karena
membongkar dan memfoto komponen mobil tanpa sepengetahuan Danet.
"Memang
perlu adanya upacara Tolak Bala ini agar tidak ada fitnah. Ada yang
bilang, wah ini humornya Pak Dahlan untuk menangkis isu-isu yang ada
(pencurian teknologi mobil listrik -red)," katanya, Sabtu (5/1/2013)
sesaat sebelum ruwatan dimulai.
Ruwatan dilakukan diawali
permainan penggalan lakon pewayangan oleh Ki Manteb Sudarsono tepat di
depan mobil sport tersebut. Dahlan mengatakan, di daerah asalnya,
Magetan, tradisi tolak bala lazim dilakukan. Atas hal itu, Dahlan
menyebut ruwatan kali ini terbilang unik.
"Mobil listrik yang
canggih, diruwat dengan cara-cara yang sangat tradisional. Ini hal yang
unik menurut saya. Upacaranya jam satu lebih sebelas menit. Jadi satu,
satu, satu. Harapannya mobil ini jadi yang nomor satu," kata Dahlan.
Usai
ruwatan, Dahlan langsung menumpang Tucuxi ditemani Ricki Elson selaku
teknisi ahli mobil bertenaga listrik. Dahlan berniat menguji kekuatan
mobil tersebut dari Solo ke Surabaya melintasi medan berat di kawasan
pegunungan Lawu melewati rute Tawangmangu di ketinggian 1.305 di atas
permukaan laut. Mobil melaju tanpa kendala, melahap sejumlah trek
tanjakan terjal dan berliku di Tawamangu kemudian Cemoro Sewu.
"Ditanjakan dengan ketinggian sekitar 1.300 meter dari laut sukses. Mobilnya tidak ada masalah," ujar Dahlan.
Namun
masalah muncul usai mobil melewati kawasan Cemoro Sewu lalu Telaga
Sarangan. Dahlan merasakan rem mobil yang ia tumpangi bermasalah.
Puncaknya ketika di kawasan Plaosan, Magetan, di jalan yang terus
menurun tersebut, ternyata remnya tidak berfungsi.
"Sepertinya saya kebanyakan mengerem. Sehingga pas sampai Plaosan, remnya blong," ujar Dahlan.
Dahlan
lantas membanting setirnya sehingga mobil ia tabrakkan ke tebing. Mobil
terus melaju dan kemudian menghantam tiang listrik dan sebuah bemper
mobil pengendara yang melintas. Mobil Tucuxi seharga Rp 1,5 miliar itu
rusak parah. Namun Dahlan selamat.
"Alhamudillah, saya tidak apa-apa. Lecet pun tidak. Itu keputusan yang harus saya ambil cepat," jelas Dahlan Iskan.
Soal
kondisi rem blong yang disebut Dahlan sebagai penyebab kecelakaan,
Danet Suryatama, menyebut telah terjadi penggantian komponen rem pada
Tucuxi. Ia menyatakan penggantian terjadi pada komponen electric vacuum
pump yang berfungsi unutk memperoleh tenaga penghisap bagi rem booster.
Komponen ini, kata Danet, diganti dengan peralatan belum diketahui
performa oleh Danet.
"Electric vacuum pump ini sangat penting bagi
mobil elektrik untuk menghasilkan daya rem bagi kendaraan secara
handal. Alat ini apabila diganti dengan produk lain yang tidak reliable
akan mengakibatkan kehilangan daya rem," kata Danet.
Analisa itu
ia dapatkan setelah mengobservasi sejumlah foto sebelum dan sesudah
pembongkaran Tucuxi. Danet sebelumnya memang memprotes Dahlan atas
pembongkaran mesin Tucuxi setelah mobil tersebut diserahterimakan. Ia
bahkan menyebut hal itu sebagai pencurian teknologi.
"Saya turut
prihatin atas kecelakaan Tucuxi yang dialami pak Dahlan Iskan dan Ricky
Elson, seharusnya kejadian ini tidak perlu terjadi," ujarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar