JAKARTA, - Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengatakan, ada dua kendala
yang dihadapi pihaknya saat menangani banjir Jakarta. Kedua kendala itu
adalah ketersediaan air bersih dan toilet umum.
"Saat ini kendala
yang ada yakni terkait kebutuhan toilet. Meskipun Kementerian Pekerjaan
Umum sendiri telah menyediakan sebanyak 800 unit toilet umum, namun
karena di atas aspal, pembuangan limbah toilet sangat sulit," kata kata
Maarif dalam jumpa pers di Posko Nasional Penanggulangan Bencana,
Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Jumat (18/1/2013).
Maarif
mengatakan, petugas mengumpulkan limbah toilet, baru kemudian
membuangnya. Hal itu, lanjutnya, mengganggu mobilisasi petugas yang
masih harus melayani para pengungsi. Sebab, jika limbah toilet tidak
segera dibuang, maka hal ini akan menimbulkan kuman penyakit.
"Karena toilet di atas aspal, limbahnya tidak bisa digali. Harus dibuang untuk menjaga toilet tetap higienis," terangnya.
Kendala
toilet umum, menurutnya, berdampak pada masalah ketersediaan air
bersih. Pengungsi, terangnya, membutuhkan 2.600 meter kubik air bersih
itu. Menurutnya, ada 32 unit truk tangki pengangkut air bersih yang
sudah dikerahkan.
"Air bersih sangat diperlukan, hanya saja ada
kendala perizinan dari PAM. Kita sudah koordinasi agar mobil dapat
melayani pengungsi," tandasnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar