"Varian baru ini lebih ganas dari varian lama, yang ditemukan sebelumya tahun 2007," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya kepada wartawan, Jumat (11/1/2013).
Bahkan, varian baru ini terbukti menyerang ternak itik yang selama ini dikenal kebal terhadap penyakit. Tidak tertutup kemungkinan, virus ini mudah menyerang ayam hingga manusia.
Temuan tiga kabupaten, positif tertular virus flu burung diketahui berdasar pemeriksaan cepat rapid test, terhadap itik yang mati secara mendadak pada akhir Desember 2012 hingga awal Januari 2013.
Sementara anggota Komisi II DPRD Bali Ketut Karyasa Adnyana, menuturkan atas temuan virus itu, kalangan dewan meminta pemerintah daerah segera bertindak cepat. "Jika virus flu burung yang menyerang tiga kabupaten berasal dari unggas selundupan atau perdagangan ilegal, maka perdagangan atau masuknya unggas di Bali harus ditutup," tegas Karyasa.
Diketahui, konsumsi daging di Bali sangat besar disamping kebutuhan unggas juga tinggi untuk berbagai kepentingan upacara keagamaan.
Jika kemudian, jalur perdagangan resmi ditutup maka besar kemungkinan unggas tersebut masuk melalui perdagangan tidak resmi alias selundupan. Bali sebagai daerah pariwisata, seharusnya melakukan langkah antisipasi guna menghindari hal yang tidak diinginkan sehingga bisa berpengaruh terhadap citra pariwisata.
"Daripada citra pariwisata Bali buruk, lebih baik lakukan berbagai hal yang bisa mencegah penularannya," jelas dia.
Karyasa mengingatkan, pemerintah sudah menyiapkan dana penanggulangan bencana termasuk untuk penanggulangan flu burung varian baru, sehingga hal itu harus lebih dioptimalkan
0 komentar:
Posting Komentar