Jakarta - Komisi VIII DPR turut memantau banjir dan pos
pengungsian di DKI Jakarta dan Banten. DPR prihatin karena posko
pengungsian yang ada rata-rata minus fasilitas mandi cuci kakus (MCK).
"Ada
beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintah di bawah koordinasi dengan
BNPB pertama yaitu tanggap darurat, emergency dievakuasi, makanan,
kesehatan, selimut dan lain-lain. Tapi kita nggak berpikir ada posko
tapi nggak ada MCK-nya. Itu kan aneh juga. Makanya kita semua gerakkan
untuk tahap-tahap emergency," kata Ketua Komisi VIII DPR Ida Fauziah.
Hal
itu disampaikan Ida dalam jumpa pers di Kementerian Pekerjaan Umum (PU)
di Jalan Pattimura, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/1/2013).
Ida didampingi anggota Komisi VIII Jazuli Juwaini.
Ida dan
koleganya di Komisi VIII sudah memantau banjir Jakarta dan Banten dari
udara dan darat. Pihaknya juga sudah melakukan pemantauan ke posko
pengamanan bencana nasional dan sempat mengikuti rapat yang dipimpin
Kepala BNPB.
"Kami setelah mengikuti rapat koordinasi kami
melihat bahwa sudah dilakukan koordinasi di bawah BNPB. Apabila
koordinasi ini dilakukan, saya kira persoalan banjir bisa dilakukan
dengan baik. Karena persoalan kita selama ini adalah masalah koordinasi.
Di situ ada persoalan bagaimana penanganan infrastruktur, penananganan
kesehatan dan melibatkan pengusaha karena memang butuh keterlibatan
masyarakat," papar politisi dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Ida mengimbau Pemprov dan Pemerintah Pusat untuk bekerja sama untuk mengatasi banjir ini.
"Bagaimana Pemda dan Pempus memikirkan banjir ini tidak terjadi lagi di berbagai pihak.
Pemerintah pusat dan pemprov tidak saling melempar dan mendahulukan," imbau Ida.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar