Polisi setempat mengatakan sedikitnya 45.000 orang memenuhi Stadion Merdeka di pusat kota Kuala Lumpur, tempat rapat raksasa digelar. Namun, pihak penyelenggara menyebutkan lebih dari 100.000 orang menghadiri acara tersebut.
Foto-foto yang diunggah laman malaysiakini.com menunjukkan stadion berkapasitas 25.000 tempat duduk itu penuh sesak, baik di lapangan rumput di tengah maupun seluruh tribune tempat duduk. Kerumunan massa juga terlihat membanjiri kawasan di sekitar stadion.
Berbeda dengan dua unjuk rasa besar-besaran pihak oposisi sebelumnya yang berakhir rusuh, rapat raksasa kali ini berjalan tertib dan aman. Polisi menutup semua ruas jalan utama di pusat kota sehingga massa bisa berbaris dengan damai ke Stadion Merdeka.
Seperti dua unjuk rasa sebelumnya, pihak oposisi kembali menyerukan pelaksanaan pemilu yang lebih transparan di Malaysia. ”Jika kalian curang pada pemilu kali ini, rakyat akan bangkit untuk menggulingkan kalian,” ujar Anwar dalam pernyataan yang diarahkan kepada Komisi Pemilihan Umum Malaysia, yang dianggap pro-pemerintah.
Anwar juga memanfaatkan momen rapat raksasa itu untuk memulai kampanye menjelang pemilu, yang paling lambat akan digelar Juni mendatang.
”Kami memohon kepada Anda untuk memberi kami kesempatan sehingga suara rakyat akan menjadi suara para pemimpin bangsa ini,” kata Anwar di hadapan massa yang sebagian besar mengenakan kaus warna kuning.
Anwar mengatakan, pemerintahan Malaysia saat ini, yang dikuasai koalisi Barisan Nasional, telah salah mengurus negara dan penuh korupsi. ”Waktunya sudah tiba untuk mengubur ketidakadilan pemerintahan ini,” kata mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia yang kemudian menjadi pemimpin kelompok oposisi itu.
Tak butuh perubahan
Seruan Anwar itu langsung ditanggapi kubu pemerintah dengan mengatakan Malaysia tidak butuh perubahan pemerintahan. ”Kita memiliki pemerintah dan ekonomi yang bagus, jadi mengapa harus berubah?” ujar Deputi PM Malaysia Muhyiddin Yassin. Ia melanjutkan, Barisan Nasional telah membawa kedamaian dan kemakmuran bagi seluruh rakyat negeri itu.
Barisan Nasional berkuasa di Malaysia sejak negara itu merdeka dari jajahan Inggris pada 1957. Namun, koalisi itu dikejutkan pada Pemilu 2008 saat kelompok oposisi pimpinan Anwar berhasil merebut lebih dari sepertiga kursi Barisan Nasional di parlemen.
PM Najib Razak berjuang keras meraih kembali dukungan rakyat dengan mencabut sejumlah undang-undang keamanan yang represif dan menyalurkan lebih banyak uang bagi kaum miskin.
0 komentar:
Posting Komentar