BANYAK yang beranggapan bahwa darah tali pusar dapat menyembuhkan penyakit leukemia. Benarkah hal tersebut?
Darah tali pusar mengandung hematopoietic stem cells atau sel punca darah yaitu sel induk darah yang kemudian dapat berubah menjadi sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan keeping darah atau trombosit. Sel punca merupakan sel yang belum berdeferensasi dan mempunyai potensi untuk dapat berkembang menjadi sel lain.

Menurut beberapa penelitian, darah tali pusar telah terbukti dapat digunakan sebagai sel induk darah yang mengobati beberapa kelainan darah seperti leukemia, anemia, limfoma, talasemia dan keganasan darah lainnya pada anak-anak.

“Darah tali pusar tidak berbahaya bagi ibu dan anak jika diambil. Metodenya harus segera mengambil darah tali pusar saat melahirkan,” ujar Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD-KHOM, sebagaimana dilansir melalui buku Cegah Sejak Dini.

Beberapa peneliti juga mengatakan bahwa pengambilan darah tali pusar tidak berbahaya jika dilakukan oleh ahli yang terampil, bahkan jika dilakukan di dalam kandungan sekalipun. Cara penggunaan darah tali pusar dapat dilakukan dengan transplantasi sumsum tulang belakang untuk mengatasi penyakit leukemia.

“Sebelum melakukan transplantasi akan dilakukan tes untuk menilai apakah darah donor cocok dengan calon penerimanya. Caranya disebut dengan HLA (Human Leukocyte Antigens). HLA bisa dianalogi dengan golongan darah ABO pada sel darah merah,” tambah nya.

Selain itu, sering disebutkan bahwa darah tali pusar lebih unggul dibandingkan penggunaan embrio atau janin untuk pengobatan penyakit karena tidak bermasalah dengan etika, tidak membunuh seseorang. Namun, perlu diketahui bahwa sel punca pada darah tali pusar berbeda dengan sel punca dari embrio atau janin. Sel punca dari embrio atau janin bisa berubah menjadi hampir semua sel dalam tubuh. Sel punca dari darah tali pusar adalah sel punca darah.