- PENGERTIAN
Hipertensi adalah keadaan dimana dijumpai tekanan darah lebih
dari pada 160/ 95 mmHg ( WHO ) juga apabila tekanan darah mencapai 140 / 90
mmHg atau lebih untuk usia 13-50 tahun dan tekanan darah mencapai 180 /95 mmHg
untuk usia diatas 50 tahun ( Ulrich S P,1986).
- GOLONGAN HIPERTENSI
- Primary Hipertensi atau Hipertensi Essensial : penyebab belum diketahui
- Hipertensi sekunder : penyebab kelainan atau kesakitan suatu organ, missal :
·
Endokrin
·
Ginjal
3.
Hipertensi penyebab lain :
·
Chausing syndrome
·
Tumor pituitary
·
Toxemia kehamilan
·
Stress jangka panjang
·
Cedera kepala
·
Penggunaan obat : Amphetamin cs dan oral
kontrasepsi
C.
KLASIFIKASI HIPERTENSI MENURUT WHO
1.
Hipertensi ringan
: Tekanan diastole 90 -100 mmHg
2.
Hipertensi sedang
: tekanan diastole 110- 130 mmHg
3.
Hipertensi berat
: Tekanan diastole > 130 mmHg
Menurut pedoman klinis Diagnisis fan Pengobatan hipertensi ( Barry Jobel
MD, Hal 3 tahun 1999 Egc Jakarta ).
Stadium hipertensi
No
|
KATEGORI
|
SISTOLE
|
DIASTOLE
|
1
|
Stadium ringan
|
140-159
|
09-99
|
2
|
Stadium sedang
|
160-179
|
100-109
|
3
|
Stadium berat
|
180-209
|
110-119
|
4
|
Stadium sangat
berat
|
≤ 210
|
≥120
|
Menurut WHO : >160/95
mmHg
Menurut NHA :
>140/90 mmHg
D.
ETIOLOGI / FAKTOR PENYEBAB
Etiologi pada
hipertensi primer / essensial tidak diketahui namun factor dari hipertensi
primer antara lain :
1. Usia antara umur 30-40 tahun
2. Jenis kelamin atau seks : pria paling banyak
3. Keturunan 75%
4. Obesitas atau kegemukan
5. Konsumsi garam yang berlebihan, lemak berlebih, dan
tinggi kalori
Etiologi
pada hipertensi sekunder :
1.
Endokrin
2.
Ginjal
E.
TANDA DAN GEJALA
1.
Kelelahan , letih
2.
Nafas pendek
3.
Sakit kepala, pusing
4.
Mual, muntah
5.
Gemetar
6.
Nadi cepat setelah aktivitas
7.
Gangguan penglihatan
8.
Sering marah
9.
Mimisan
10. Kaku
pada leher atau bahu
F.
PATOFISIOLOGI
Penyebab
hipertensi primer tidak dapat diketahui dengan pasti walaupun telah banyak
penyebab yang diidentivikasi seperti factor :
1.
Atherosclerosis
2.
Meningkatnya intake sodium
3.
Baroroseptor
4.
Raktor genetic
v
Emosi /stress
Emosi / stress akan merangsang hipotalamus mempengaruhi
saraf simpatis menjadi vasokontriktor akan berpengaruh kerja jantung meningkat
dan tensi menjadi naik.
v
Merokok
Nikotin mempengaruhi sekresi rennin menyebabkan pengkakuan
pembuluh darah terjadi Atherosclerosis akan meningkatkan kerja jantung dan
tensi meningkat.
v
Alkohol
Alkohol mempengaruhi sekresi rennin menyebabkan pengkakuan
pembuluh darah terjadi Atherosclerosis akan meningkatkan kerja jantung dan
tensi meningkat.
v
Tinggi sodium /garam
Garam mempengaruhi sekresi ADH terjadi retensi urine sehinga volume darah
meningkat menyebabkan kerja jantung meningkat dan tensi naik.
v
Tinggi lemak
Lemak / kolesterol terladi
penumpukan lipid pada pembuluh darah akan meningkatkan kerja jantung dan tensi
naik.
v
Obesitas
Obesitas akan meningkatkan metabolisme kalori, lemak terjadi penumpukan
lemak pada pembuluh darah Atherosclerosis meningkatkan kerja jantung sehingga
tensi meningkat.
G.
PENCEGAHAN
1.
Rajin control tekanan darah ke puskesmas jika obat
habis
2.
Kurangi beban pikiran yang berat
3.
Menurunkan berat badan
4.
Olah raga secara teratur
5.
Memperbanyak makan buah dan sayur
6.
Mengurangi konsumsi garam, ikan asin, daging kambing,
jerohan.
7.
Minum air putih 6-8 gelas perhari atau sesuai ajaran
petugas kesehatan.
8.
Menghindari merokok dan minum-minuman beralkohol.
H.
KOMPLIKASI
1.
Penurunan fungsi penglihatan
2.
Stroke
3.
Penurunan fungsi ginjal
4.
Kelainan jantung
I.
DIET RENDAH GARAM
1.
Untuk hipertensi berat tekanan darah lebih dari 180/105
mmHg.
a.
Tidak boleh menambahkan garam dapur dalam masakan.
b.
Hindari makanan : daging kambing, jerohan, ikan asin
dsb.
c.
Perbanyak makan buah dan sayur.
2.
Untuk hipertensi sedang kurang 180/105 mmHg.
a.
Mengkonsumsi ¼ sendok the 1 ( gr ) garam dapur perhari.
b.
Hindari makanan seperti diatas ( daging kambing,
jerohan, ikan asin dsb).
J.
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
Pengkajian
ini meliputi identitas pasien, umur, pekerjaan, riwayat penyakit sekarang,
dahulu, dan keluarga.
Dalam
pengkajian Doengoes ( 1999 ) meliputi aktivitas dan latihan, eliminasi,
kebiasaan BAB dan BAK, makan dan cairan meliputi kebiasaan makanan dan minuman
yang dikonsumsi dari jenis makanan berlemak, kolesterol tinggi, beralkohol,
mengandung garam yang tinggi, dan sebagainya. Neuron sensori : gejala sakit
kepala, lemas, istirahat, dan tidur, adanya susah tidur, kebiasaan tidur, persepsi
kognitif, persepsi klien tentang penyakitnya sedangkan untuk pemeriksaan fisik
yang terpenting adalah tanda-tanda vital yaitu tensi darah, adanya kenaikan.
2.
Diagnosa dan
Intervensi Keperawatan
Menurut
Doengoes ( 1993 ) pada klien hipertensi dapat ditemukan diagnosa dan intervensi
keperawatan sebagai berikut :
a.
Gangguan perfuasi jaringan sehubungan dengan menurunnya
suplai O2 jaringan perifer.
1)
Tujuan : suplai O2 ke jaringan terpenuhi
2)
Kriteria hasil : a) Kulit tampak kemerahan tidak
cyanosis
b)Suhu tubuh dalam batas normal 36°C s.d
37°C
c) Nadi dalam batas normal (
60-80 x/mnt )
3)
Intervensi :
a)
Monitor tekanan darah, untuk evaluasi awal gunakan
manset yang tepat dan tehnik yang akurat.
Rasionalisasi : perbandingan dari tekanan memberikan
gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan masalah vaskuler.
b)
Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral perifer
Rasionalisasi : denyutan karotis, juguralis,
radialis dan femoralis mungkin teramati/ terpolasi denyut pada tungkai mungkin
menurun mencerminkan efek dan vasokontriksi dan kongesti vena.
c)
Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian
kapiler.
Rasionalisasi : adanya pucat, dingin, kulit lembab
dan masa pengisia kapiler lambat, mungkin kaitannya dengan vasokontriksi atau
mencerminkan dekompensasi/ penurunan curah jantung
d)
Catat adanya oedem umum / tertentu
Rasionalisasi : dapat mengidentivikasi gagal
jantung, kerusakan ginjal atau vaskuler.
e)
Ciptakan lingkungan yang nyaman
Rasionalisasi : membantu menurunkan rangsang
simpatis, meningkatkan relaksasi.
f)
Batasi aktivitas
Rasionalisasi : menurunkan stress dan ketegangan
yang mrmpengaruhi tekanan darah dan perjalanan penyakit.
g)
Lakukan tindakan yang nyaman seperti meninggikan kepala
di tempat tidur.
Rasionalisasi :mengurangi ketidaknyamanan dan dapat
menurunkan rangsang simpatis.
h)
Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan
darah.
Rasionalisasi : respon terhadap terapi obat,
tergantung individu efek sinergis obat karena efek sampinh tersebut, maka
penting untuk menggunakan obat dalam jumlah sedikit dan dosis rendah.
Kolaborasi : berikan obat sesuai indikasi.
b.
Ganguan rasa nyaman nyeri ( sakit kepala ) berhubungan
dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
1)
Tujuan : nyeri berkurang / hilang
2)
Kriteria hasil : a) tekanan darah turun/normal maksimal
140/90mmHg
b) klien tidak merasa pusing /
leher tidak terasa kaku lagi
c) klien tampak tenang
3)
Intervensi :
a)
Mempertahankan tirah baring selama masa akut.
Rasionalisasi : meminimalkan stimulasi /
maningkatkan relaksasi.
b)
Berikan tindakan non farmakologik untuk menghilangkan
sakit kepala, misalnya : kompres idngin pada dahi, pijat punggung.
Rasionalisasi : tindakan massage bertujuan untuk
menurunkan tekanan vaskuler serebral dan memperlambat respon simpatik, efektif
dalam menghilangkan nyeri.
c)
Hilangkan / minimalkan aktivitas vasokontriksi yang
dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya : mengejan waktu BAB, batuk panjang
dan banyak bergerak.
Rasionalisasi : aktivitas yang meningkat
vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada peningkatan tekanan vaskuler.
d)
Bantu klien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
Rasionalisasi : pusing dan penglihatan kabur sering
berhubungan dengan sakit kepala klien juga dapat mengalamio episode hipertensi
postural.
e)
Berikan cairan , makanan lunak yang mudah ditelan.
Rasionalisasi : meningkatkan kenyamanan umum dan
mengurangi kebutuhan energi/ kelelahan.
f)
Berikan analgetik sesuai indikasi terapi.
Rasionalisasi : menurunkan nyeri dan merangsang
system syaraf simpatis.
c.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan.
1)
Tujuan : klien dapat beraktivitas tanpa bantuan
2)
Kriteria hasil : a)
klien merasa mampu beraktivitas
b)
klien bisa beraktivitas sederhan
3)
Intervensi :
a)
Kaji respon keluarga terhadap aktivitas
Rasionalisasi : mengkaji respon fisiologis terhadap
stress aktivitas dan bila ada merupakan indicator dari aktivitas kerja yang
berkaitan dengan tingkat aktivitas.
b)
Intruksikan klien tentang teknis penghematan energi
Rasionalisasi : tehnik penghematan energi
mengurangi penurunan energi, juga membentu keseimbangan antara suplai dan
kebutuhan O2.
c)
Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas / perawatan
diri bertahap, berikan bantuan sesuai kebutuhan.
Rasionalisasi : kemajuan aktivitas bertahap mencegah
peningkatan kerja jantung tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan
akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.
d.
Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan pusing
sekunder dengan peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK).
1)
Tujuan : penderita bisa istirahat dan tidur dengan
tenang
2)
Kriteria hasil : a)
Penderita bisa tidur ±8 jam perhari.
b)
Mata tidak tampak merah.
3)
Intervensi :
a)
Kaji kebiasaan tidur / istirahat
Rasionalisasi : mengkaji perk\lunya dan
mengidentifikasi intervensi yang tepat.
b)
Kaji kebiasaan pengguanaan obat sedative
Rasionalisasi : kebiasaan pemakaian obat
sangat sedative sangat mempengaruhi pola tidur.
c)
Ciptakan suasana tenang
Rasionalisasi : memberikan situasi kondusif
untuk tidur.
d)
Anjurkan tehnik relaksasi
Rasionalisasi : membantu menginduksi tidur.
e)
Beri posisi tidur yang nyaman
Rasionalisasi : perubahan posisi mengubah
cara tekanan dan meningkatkan istirahat.
e.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan
kognitif.
1)
Tujuan : pasien mengerti tentang penyakitnya
2)
Kriteria hasil : pasien dapat mengungkapkan tentang
hipertensi, gejala, tanda, penyebab, komplikasi, dan pencegahannya.
3)
Intervensi :
a)
Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang
terdekat.
Rasionalisasi : mengkajio tingkat kemampuan klien,
yang mana dapat mempengaruhi minat klien/ orang terdekat untuk mempelajari
penyakit, kemajuan terapi dan prognisis serta hambatan yang terjadi dalam
proses pengobatan.
b)
Tetapkan dan tentukan tekanan darah normal, jelaskan
tentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak.
Rasionalisasi : memberikan dasar pengetahuan yang
benar tentang tekanan darah serta menerangkan faktor-faktor resiko yang menunjukan hubungan dalam
menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskuler.
c)
Bantu klien dalam menidentifikasi faktor-faktor resiko
kardiovaskuler yang dapat diubah, misalnya obesitas, diet tnggi lemak jenuh dan
kolesterol, merokok, alkoholik, dan pola hidup penuh stress.
d)
Jelaskan tentang terapi, obat-obatan serta efek samping
yang terjadi.
Rasionalisasi : menjelaskan factor resiko dan
kemungkinan yang diubah serta manfaat yang dapat diambil.
0 komentar:
Posting Komentar