JAKARTA, -- Sampai Minggu (20/1/2013)
siang, sebanyak 20 orang tewas dalam bencana banjir di DKI Jakarta sejak
15 Januari. Jumlah ini terdiri dari delapan orang di Jakarta Barat,
masing-masing empat orang di Jakarta Timur dan Jakarta Utara, dan
masing-masing dua orang di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat. Mereka
meninggal dunia karena tenggelam, tersengat listrik, hanyut, sakit, dan
terjebak di lokasi bencana.
"Di Kebayoran Baru ada bayi yang
tertinggal di rumah. Dia ditemukan sudah meninggal saat semua sibuk
menyelamatkan diri," tutur Kepala Dinas Kesehatan DKI Dien Emmawati,
Minggu (20/1/2013) di Jakarta.
Saat ini, penanganan kesehatan
terpusat di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Di dua wilayah ini
selain jumlah pengungsi yang banyak, sejumlah titik bencana sulit
dijangkau tenaga medis.
Di Pluit, kata Dien, ada 2.300 pengungsi
karena luapan waduk. Fokus berikutnya di Rawa Buaya Jakarta Barat, di
mana 3.000 warga mengungsi karena banjir.
"Kami membutuhkan waktu
dua jam sampai ke Muara Baru dari Pluit. Kami di sana untuk memberi
pertolongan medis dan logistik. Sesampai di sana tidak ada listrik pada
malam hari. Pelayanan baru kami lakukan hari ini," kata Dien.
Dinas
Kesehatan selama status darurat banjir di DKI menurunkan 400 dokter,
200 perawat, dan 184 perawat sekolah. Mereka juga dibantu 84 relawan
dokter dari Universitas Indonesia dan 20 relawan dokter dari Universitas
Trisaksi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar