SLEMAN - Banjir lahar dingin material sisa erupsi
Merapi 2010 lalu masih mengancam warga sekitar. Hari ini sekira pukul
07.45 WIB, puncak Merapi mengeluarkan asap sulvatara hingga ketinggian
400 meter.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) DIY, Subandrio, mengatakan, asap putih tebal tersebut merupakan akibat dari banyaknya guyuran hujan yang jatuh ke dalam kawah Merapi sehingga mengakibatkan banjir lahar dingin merapi.
"Asapnya dominan tebal dan lebih banyak kandungan air. Kalau untuk status kondisi Merapi saat ini masih normal," katanya.
Saat ini, pihaknya juga belum melakukan pelarangan untuk pendakian. Masyarakat di sekitar lereng gunung Merapi, terutama yang tinggal di sekitaran jalur aliran Merapi, diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya akan bencana banjir lahar dingin merapi. "Yang perlu diwaspadai banjir lahar dingin merapi," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Gunung Merapi, BPPTK, Sri Sumarti mengatakan, endapan material lahar dingin sisa erupsi Merapi saat ini masih ada 77 juta meter kubik yang ada di sekitar puncak. Terjadi atau tidaknya banjir lahar dingin merapi, tergantung pada curah hujannya.
Menurutnya, wilayah pemukiman yang harus diwaspadai selain aliran sungai yang menyempit, juga sungai yang mempunyai aliran yang datar atau berbelok, di antaranya seperti di Sungai Code maupun Sungai Boyong.
“Meski sudah dinormalisasi, ancamannya tetap ada. Ketika terjadi banjir lahar, ditakutkan lahar tersebut meluber dari sungai ketika menemui sungai yang rendah,” paparnya.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) DIY, Subandrio, mengatakan, asap putih tebal tersebut merupakan akibat dari banyaknya guyuran hujan yang jatuh ke dalam kawah Merapi sehingga mengakibatkan banjir lahar dingin merapi.
"Asapnya dominan tebal dan lebih banyak kandungan air. Kalau untuk status kondisi Merapi saat ini masih normal," katanya.
Saat ini, pihaknya juga belum melakukan pelarangan untuk pendakian. Masyarakat di sekitar lereng gunung Merapi, terutama yang tinggal di sekitaran jalur aliran Merapi, diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya akan bencana banjir lahar dingin merapi. "Yang perlu diwaspadai banjir lahar dingin merapi," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Gunung Merapi, BPPTK, Sri Sumarti mengatakan, endapan material lahar dingin sisa erupsi Merapi saat ini masih ada 77 juta meter kubik yang ada di sekitar puncak. Terjadi atau tidaknya banjir lahar dingin merapi, tergantung pada curah hujannya.
Menurutnya, wilayah pemukiman yang harus diwaspadai selain aliran sungai yang menyempit, juga sungai yang mempunyai aliran yang datar atau berbelok, di antaranya seperti di Sungai Code maupun Sungai Boyong.
“Meski sudah dinormalisasi, ancamannya tetap ada. Ketika terjadi banjir lahar, ditakutkan lahar tersebut meluber dari sungai ketika menemui sungai yang rendah,” paparnya.
0 komentar:
Posting Komentar