Gaya kepemimpinan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama sebagai
gubernur dan wakil gubernur DKI menuai banyak reaksi. Banyak yang
mendukung, namun ada juga yang mengkritik. Siapa saja?
Jokowi
terkenal dengan gaya kepemimpinan yang merakyat. Mantan Wali Kota Solo
ini tak segan blusukan ke kampung-kampung untuk mendengar keluhan
rakyat.
Sementara Basuki atau biasa disapa Ahok lebih dikenal
tegas. Dia bertindak bak 'polisi galak'. Tak sedikit kepala dinas yang
sudah kena semprot karena kebijakan yang tak efisien.
Melihat dua fenomena di atas, sejumlah tokoh pun bereaksi. Ada yang memberikan catatan negatif.
Berikut empat tokoh yang mengkritik Jokowi dan Ahok dan memuji Jokowi-Ahok:
Sutiyoso Kritik Gaya Keras Ahok
Mantan Gubernur DKI
Jakarta, Sutiyoso mengkritik sikap Ahok yang menunjukkan kemarahannya
kepada bawahannya di depan umum. Sutiyoso menilai sikap itu tidak perlu
ditunjukkan.
Sutiyoso mencontohkan, di dalam militer, seorang
panglima tidak akan memenangkan peperangan tanpa ada anak buah di garis
depan. Karena itu, dia berharap para birokrat dirangkul dengan baik.
Jangan dipermalukan di depan umum.Meski begitu, Sutiyoso juga
memuji sikap tegas dari Ahok. Hanya saja dia berpesan agar tidak semua
hal. Menurut Sutiyoso, ada beberapa hal yang tidak perlu dipertontonkan
kepada masyarakat.Sutiyoso juga mengkritik gaya kepemimpinan
Jokowi yang gemar blusukan ke kampung. Menurut dia, seharusnya Jokowi
sudah berbuat nyata, tidak perlu lagi memetakan masalah warga.
Mendagri Ingatkan Cara Penganggaran Jokowi-Ahok
Mendagri
Gamawan Fauzi menilai kebijakan Jokowi-Ahok yang mengubah rencana
anggaran secara ekstrem kurang tepat. Sebaiknya, perubahan yang
dilakukan masih dalam koridor-koridor wajar."Kalau rencana 2013, kita buat 2012, mulai dari situ, tidak bisa di jalan kita alihkan," pesan Gamawan.Dalam
sistem pemerintah provinsi, Gamawan mengingatkan adanya birokrasi.
Jokowi harus membuat perencanaan yang berkesinambungan dengan
pemerintahan sebelumnya."Kalau terlalu banyak deviasi, itu bisa merusak sistem nantinya," terang pria berkumis ini.
Triwisaksana Kritik Program Populer Jokowi
Wakil
Ketua DPRD DKI, Triwisaksana mengingatkan Jokowi agar tidak hanya
memperhatikan program populer saja. Program lain yang tak populer pun
harus dilihat.Sani, sapaan akrab Triwisaksana, menegaskan, salah
satu program yang disarankan untuk dilaksanakan oleh Jokowi adalah
infrastruktur pengolahan limbah.Selama ini, pengolahan limbah
baru dikelola sebanyak 2 persen di seluruh wilayah Jakarta. Untuk
menaikkan hingga lima persen membutuhkan dana sekitar Rp 300 miliar.
Ketua DPW Partai Nasdem Armyn Gultom
Saat bertemu
Jokowi, DPW Partai Nasdem menyampaikan tujuh poin dukungan dan dorongan.
Pertama, mendorong aktivasi Kartu Jakarta Sehat (KJS) secara cepat dan
tepat sasaran.Kedua, mendorong aktivasi Kartu Jakarta Pintar
(KJP) secara cepat dan tepat sasaran. Ketiga, mendukung program penataan
kampung sebagaimana konsep pembangunan kampung deret.Selanjutnya,
Partai Nasdem mendukung dan mendorong percepatan realisasi pembangunan
pasar tradisional dan kawasan pedagang kaki lima (PKL) yang
representatif dan bermartabat.Poin kelima, partai Nasdem juga
mendukung gubernur dan wagub DKI untuk selalu berkoordinasi dengan
berbagai pihak dalam menetapkan strukturnya.Keenam, Jokowi dan
Ahok diminta untuk melakukan perubahan paradigma dari arah partisipan ke
arah pemimpin rakyat dalam perspektif manajer perkotaan.Terakhir,
DPW Partai Nasdem meminta Jokowi dan Ahok untuk memaksimalkan
sumber-sumber pendapatan asli daerah, terutama pajak dan retribusi
daerah.
4 tokoh yang mengkritik jokowi-ahok
01.50 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar