Jadwal makan, terlepas dari menu apa yang
Anda santap, ternyata dapat berpengaruh pada penurunan badan. Sebuah
studi terbaru mengindikasikan, jadwal makan siang yang terlambat dapat
mempersulit program penurunan berat badan.
Dalam risetnya, para
ahli melibatkan 420 wanita obesitas yang sedang mengikuti sebuah program
penurunan berat badan. Dari hasil pemantauan terungkap, wanita yang
terlambat makan siang, yakni setelah pukul 15.00, mengalami penurunan
bobot 25 persen lebih sedikit dalam kurun waktu 20 minggu dibandingkan
wanita yang tidak terlambat makan siang.
Para peneliti menemukan
adanya perbedaan ini walau kedua kelompok wanita tidak dibedakan dalam
jumlah kalori yang diasup, aktivitas fisik, kadar hormon pengatur nafsu
makan, durasi tidur, dan seluruh faktor lainnya yang berperan dalam
penurunan berat badan.
Penemuan ini sejalan dengan studi
sebelumnya yang mengatakan bahwa jadwal atau waktu makan memengaruhi
berat badan. Percobaan pada tikus yang dibebaskan untuk makan apa pun
dalam waktu yang tidak dibatasi mengalami kenaikan berat badan lebih
banyak dibandingkan tikus lainnya yang makannya dibatasi waktu. Meskipun
keduanya mengasup jumlah kalori yang sama.
Studi yang dimuat dalam International Journal of Obesity ini pun mengindikasikan bahwa terlambat makan mungkin dapat mengganggu program penurunan berat badan.
Meski
demikian, para peneliti mencatat bahwa studi ini hanya menemukan kaitan
di antara keduanya, bukan hubungan sebab akibat. Mereka menegaskan
perlunya penelitian lanjutan untuk mengonfirmasi studi ini.
"Bagaimana
mekanisme jadwal makan memengaruhi penambahan berat badan tanpa
dipengaruhi jumlah kalori memang belum diketahui," ujar peneliti Frank
Scheer dari Brigham and Woman's Hospital di Boston, Amerika Serikat.
Namun, penelitian sebelumnya pada hewan menunjukkan bahwa jadwal makan
dapat memengaruhi metabolisme.
Menurutnya, setiap organ memiliki
"jam biologisnya" masing-masing. Menyantap makanan dalam waktu yang
tidak sesuai dapat menyebabkan "jam" ini tidak sinkron dengan "jam utama
tubuh" yang diatur oleh otak. Hal inilah yang dapat mempengaruhi tubuh
dalam menggunakan dan menyimpan energi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar