Meski beberapa zat yang terkandung dalam
tanaman ganja diketahui memiliki manfaat medis, tetapi ganja bisa
menyebabkan ketergantungan. Dua studi teranyar bahkan menyebutkan ganja
bisa meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung.
Studi
pertama yang dipresentasikan dalam konferensi stroke internasional
dilakukan oleh tim dari Universitas Auckland, Selandia Baru. Mereka
menemukan peningkatan risiko stroke pada orang yang sering mengisap
mariyuana.
Selain itu, studi yang dipublikasikan dalam The American Heart Journal itu juga menyebutkan, pengguna mariyuana alias ganja yang terkena serangan jantung memiliki risiko kematian lebih besar.
Penelitian
awal mengenai kaitan stroke dengan ganja ini dilakukan terhadap 160
pasien berusia 18-55 tahun yang pernah terkena stroke akibat penyumbatan
aliran darah ke otak. Para pasien itu juga melakukan tes urine untuk
mengetahui penggunaan mariyuana dalam 72 jam pasca-serangan stroke.
Hasil
penelitian itu dibandingkan dengan 160 pasien dari kelompok kontrol,
yakni yang tidak terkena stroke tetapi datang ke rumah sakit untuk
alasan lain.
Sekitar 16 persen pasien stroke menunjukkan
penggunaan mariyuana dari urine mereka. Sementara dari kelompok kontrol
hanya 8 persen.
Tetapi, hasil tes tersebut tidak memisahkan
antara perokok dan pengguna ganja karena hampir seluruh responden yang
positif memakai ganja juga menunjukkan nikotin dalam urine mereka.
"Ganja
bisa menyebabkan perubahan tekanan darah dan detak jantung yang
dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke, terutama bisa menyebabkan
gangguan irama jantung yang berkait erat dengan terjadinya stroke," kata
Dr Alan Barber, ketua peneliti.
Sementara itu, penelitian
mengenai serangan jantung dilakukan tim dari Harvard Medical School
dengan mengikuti lebih dari 4.000 penyintas serangan jantung selama 18
tahun. Tujuan studi ini untuk melihat pola antara penggunaan ganja dan
serangan jantung.
Dari partisipan itu, 109 orang mengisap ganja
setidaknya satu kali sebelum mereka masuk rumah sakit. Kebanyakan
berusia 40 dan 50 tahun. Selama kurun waktu penelitian, 519 pasien
meninggal, termasuk 22 orang pengguna ganja.
Meski terlihat ada
peningkatan kematian sampai 29 persen, tetapi hasilnya dinilai tidak
signifikan. Ini berarti, kematian itu bisa saja dipengaruhi oleh faktor
lain.
Riset lain sebelumnya menemukan, satu jam setelah mengisap
ganja berkaitan dengan peningkatan risiko serangan jantung antara dua
sampai lima kali. Risiko yang sama juga terlihat pada hubungan seksual.
Beberapa
penelitian mengenai dampak buruk dan positif tanaman ganja memang terus
dilakukan. Namun, belum ada hasil riset yang secara jelas membeberkan
bukti yang akurat serta konsisten. Ini berbeda dengan penelitian
mengenai rokok dan dampaknya terhadap kesehatan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar