JAKARTA - Tiga mahasiswa program studi Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas
Padjadjaran (Unpad) Bandung berkesempatan mewakili Indonesia dalam
“ASEAN Youth Camp 2013.” Di hadapan para peserta dari negara lain,
mereka mempromosikan kekayaan budaya Nusantara.
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Taufik Nurhidayatulloh, Rinaldi
Yudakusumah, dan Achmad Dima. Pada kegiatan yang berlangsung di Phra
Nakhon Rajabhat University, Thailand, akhir Januari lalu itu delegasi
Unpad tidak sendirian. Bersama mereka hadir pula perwakilan dari
Universitas Brawijaya (UB) Malang, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS) Surabaya, IAIN, dan STAIN Abdurrachman Siddiq.
“Di sana, kami berkesempatan untuk mempresentasikan kebudayaan
Indonesia di hadapan para delegasi dari sembilan negara ASEAN lainnya.
Selain presentasi, kami juga berkesempatan menampilkan seni pencak
silat di hadapan peserta," ujar Taufik, seperti dikutip dari laman
Unpad, Kamis (14/2/2013).
Ternyata, penampilan pendak silak para delegasi asal Indonesia itu
mendapat apresiasi yang meriah dari para peserta. Padahal persiapan
yang mereka lakukan saat sangatlah singkat, hanya satu malam.
“Kami benar-benar tidak menyangka akan mendapat apresiasi seperti itu.
Padahal, kami baru mempersiapkan semuanya dalam waktu satu malam.
Karena kami baru bertemu dengan delegasi dari UB dan ITS pada hari
itu,” paparnya.
Taufik mengungkap, apresiasi lain pun turut datang saat mereka
memberikan presentasi. Menurut Taufik, nilai lebih yang didapat oleh
delegasi Indonesia ialah semua delegasi menjadi pemimpin presentasi
serta didukung kemampuan presentasi yang baik, seperti penguasaan
materi dan kemampuan berbahasa Inggris.
Dalam kegiatan tersebut, Taufik dan kawan-kawan kerap menemukan
beberapa pandangan tentang Indonesia yang diutarakan oleh peserta dari
negara ASEAN lainnya. Sebagian besar peserta lain hanya mengetahui
beberapa wilayah saja di Indonesia, seperti Jakarta dan Bali.
Hal itulah yang juga menjadi misi bagi Taufik khususnya untuk
mengenalkan Indonesia secara lebih jauh kepada para peserta. “Setiap
negara memang punya budaya masing-masing. Tapi Indonesia kaya akan
keragaman budaya. Bisa dikatakan, Indonesia menguasai setengahnya dari
keragaman budaya di ASEAN. Oleh karena itu, ini menjadi misi juga bagi
kami untuk terus gencar mengenalkan Indonesia,” kata Taufik.
Pada kenyataannya, misi tersebut sulit terlaksana. Pasalnya, kata
Taufik, para delegasi lain tidak mau kalah mempromosikan keindahan
negara mereka. Dia menilai, kemampuan berbahasa Inggris yang baik
menjadi faktor pendukung untuk sukses melakukan promosi budaya
Indonesia.
“Kemampuan bahasa Inggris sangat diperlukan untuk melakukan misi
tersebut. Sebab, percuma saja kalau kita teriak-teriak mempromosikan
Indonesia ke mata dunia tapi kita tidak menguasai kemampuan komunikasi
secara internasional,” tegasnya.
Seiring dengan program internasionalisasi yang tengah gencar dilakukan
oleh berbagai kampus, termasuk Unpad, Taufik berpendapat jika mahasiswa
pun dapat menjadi agen internasionalisasi.
“Internasionalisasi sebenarnya tidak melulu untuk program studi yang
bersifat internasional. Namun semua mahasiswa seharusnya siap untuk
menginternasionalisasi,” urai Taufik.
ASEAN Youth Camp 2013 merupakan ajang pertemuan generasi muda dari
sembilan negara ASEAN. Kegiatan tersebut digelar untuk menciptakan
mutual understanding di antara negara-negara ASEAN dalam menyongsong
pembentukan Komunitas Muda ASEAN 2015. Kegiatan yang baru pertama kali
dilakukan ini direncanakan akan digelar setiap tahun.
0 komentar:
Posting Komentar